Minggu, 04 Oktober 2009

Bahan mengajar sekolah minggu

Debora, Hakim Bangsa Israel

Jenis Bahan PEPAK: Bahan Mengajar

Bacaan Alkitab: Hakim-hakim 4-5

Cerita Alkitab: Kita sudah pernah mendengarkan cerita mengenai keadaan bangsa Israel setelah masuk ke dalam tanah Kanaan. Bangsa Israel tetap taat kepada Tuhan selama Yosua, Kaleb, dan Eliezer masih hidup. Mereka percaya kepada Tuhan sebab mereka selalu melihat keajaiban kuasa-Nya yang luar biasa. Namun, ketika mereka meninggal, anak-anak mereka tumbuh tanpa mengenal Tuhan dan kuasa-Nya. Orang tua dan guru-guru mereka gagal mengajarkan keajaiban kuasa Tuhan yang terjadi sebelum mereka lahir.

Beberapa orang dewasa yang ada pun akhirnya melupakan hal-hal tersebut. Bukannya mematuhi perintah Tuhan yang mengharuskan mereka membersihkan orang-orang Kanaan yang menyembah berhala dan untuk menghancurkan altar-altar mereka, bangsa Israel malah ikut menyembah berhala pula.

Bangsa Israel harus belajar menghargai pertolongan dan berkat Tuhan dengan cara yang keras. Ketika mereka jatuh ke dalam dosa, Allah menggunakan penduduk sekitar untuk menghukum mereka. Allah pun tidak ikut berperang bersama mereka lagi, jadi musuh-musuh mereka dengan mudah mengalahkan bangsa Israel. Bangsa Israel pun menyerah dan kembali menjadi budak.

Tetapi Allah tidak pernah meninggalkan umat pilihan-Nya. Ketika mereka mengalami penderitaan yang semakin berat, mereka akan datang kepada Tuhan dan Ia akan memberikan hakim untuk mereka. Kali ini, kita akan berbicara mengenai seorang wanita yang bernama Debora. Ia menjadi hakim atas seluruh bangsa Israel.

Ketika Debora mengatakan kepada Barak untuk memimpin tentara umat Tuhan, Barak menolak untuk pergi sendirian. "Jika kau mau pergi bersamaku, aku akan pergi. Tetapi jika engkau tidak pergi bersamaku, aku tidak akan pergi." Barak takut menghadapi pasukan Raja Yabin. Mereka memiliki sembilan ratus kereta besi dan panglima perang yang sangat kuat bernama Sisera. Mungkin Barak bingung bagaimana bangsa Israel dapat melawan kereta-kereta besi tersebut dengan pedang.

Seharusnya Barak tidak perlu takut. Jika Tuhan memanggilnya untuk berperang, ia seharusnya tahu bahwa Tuhan selalu siap menyertai mereka.

Debora pun setuju untuk pergi bersama Barak, tetapi tidak akan ada kehormatan untuk Barak dalam peperangan tersebut. Bahkan, Tuhan akan membiarkan seorang perempuan membunuh Sisera.

Barak membawa sepuluh ribu pasukan menuju Gunung Tabor dan Debora pergi bersama mereka. Di Lembah Kison terlihat Sisera, dengan seluruh pasukan dan kereta besinya. Tanpa keraguan, Sisera berpikir bahwa dia akan mengalahkan bangsa Israel dengan cepat.

Ketika semuanya telah siap, Debora memberikan tanda, "Ayo, bersiap! Hari ini Tuhan telah menyerahkan Sisera ke dalam tanganmu. Bukankah Tuhan telah maju di depanmu?" Kemudian Barak menuruni gunung, diikuti oleh tentara-tentaranya.

Ketika tentara Israel mendekati pasukan Sisera, Tuhan mengacaukan mereka sehingga tentara Israel dengan mudah mengalahkan tentara Sisera menggunakan pedang. Sisera melihat keadaan tersebut, dan dia melompat dari kereta besinya untuk melarikan diri. Dia berjalan menuju ke sebuah tenda, tempat tinggal seorang wanita yang bernama Yael dan suaminya, Heber.

Yael mengenali Sisera dan mempersilakan Sisera masuk ke dalam tendanya. Ketika Sisera tidur, Yael menancapkan patok kemah ke kepala Sisera sehingga ia pun mati. Sekarang, tidak ada lagi gangguan bagi bangsa Israel! Jadi, Allah memegang janji-Nya dengan memberikan kemenangan ke tangan seorang perempuan.

Debora pun menyayikan lagu yang berisi puji-pujian karena Tuhan memakai Yael yang membinasakan musuh umat-Nya. Dan selama 40 tahun lamanya, bangsa Israel dalam keadaan aman.

Bahan Diskusi:

1. Dalam ayat hafalan di bawah, Debora tidak bermaksud mengatakan bahwa tidak ada penduduk yang hidup di wilayah Israel. Bagaimana bisa penawanan mereka merampas segala "kehidupan"?

2. Diskusikan mengenai Debora sebagai seorang hakim. Mengapa Tuhan tidak menetapkan seorang pria untuk memimpin tentara-Nya? Siapa yang dapat memimpin umat Tuhan di gereja? Siapa yang menjadi kepala keluarga? Diskusikan mengenai bagaimana seorang wanita dapat melayani Tuhan tanpa harus menjadi pemimpin.

3. Diskusikan perbedaan peperangan yang dialami umat Tuhan hari ini dengan peperangan dalam Perjanjian Lama.

Ayat Hafalan: "Penduduk pedusunan diam-diam saja di Israel, ya mereka diam-diam, sampai engkau bangkit, Debora, bangkit sebagai ibu di Israel." (Hakim-hakim 5:7) (t/Davida)



Marilah Kita Setia Kepada Yesus

Jenis Bahan PEPAK: Bahan Mengajar

Persiapan: Sebagai pusat perhatian, letakkan sebuah gambar Yesus yang besar pada meja di bagian depan ruangan. Hiasi bingkai gambar itu dengan kain yang berwarna cerah.

Nyanyian bersama: Pilih lagu-lagu rohani Kristen yang bertema kesetiaan.

Renungan: Beberapa saat yang lalu, kita merenungkan apa yang Yesus lakukan bagi kita di kayu salib dan bagaimana Dia bangkit kembali. Pagi ini kita akan merenungkan kesetiaan kita kepada Yesus.

Tidaklah baik untuk merasa malu akan teman-teman kita atau tidak menolong mereka terutama dalam hal seorang Teman seperti Yesus.

Salah seorang murid menjadi takut ketika dia mendengar bahwa Yesus akan disalib. Dia takut bahwa dia juga akan disalib. Karenanya, dia berkata, "Aku tidak kenal Yesus. Aku bukan teman-Nya." Kemudian dia memikirkan besarnya kasih Yesus kepadanya. Dia menyesal dan malu akan dirinya sendiri. Tahukah kalian siapa dia? (Petrus). Sejak saat itu, Petrus selalu setia pada Yesus. Dia tidak pernah takut dan malu untuk memihak kepada Yesus.

Seorang murid lainnya tidak setia kepada Yesus. Dia mengkhianati dan menjual Yesus kepada musuh-musuh-Nya seharga tiga puluh keping perak. Dalam Alkitab, tidak disebutkan dia pernah meminta pengampunan atas perbuatannya tersebut. Tahukah kalian, siapa dia? (Yudas).

Kebanyakan dari pengikut Yesus setia kepada-Nya. Yohanes, Yakobus, Paulus, Silas, Barnabas, dan Timotius adalah beberapa di antara mereka. Masih ada banyak yang lain. Mereka semua akan memakai mahkota kemuliaan surga.

Setia kepada Yesus berarti bahwa kita tidak boleh malu untuk memihak kepada-Nya. Kita harus datang ke sekolah minggu dan gereja dengan setia. Janganlah membiarkan sesuatu pun menghalangi kita untuk datang ke rumah Allah. Kita harus terus membaca Alkitab dan berdoa serta berusaha membawa orang untuk mengenal Yesus juga.

Doa penutup: Mintalah anak-anak memikirkan orang-orang yang telah setia kepada Yesus sepanjang masa. Doronglah mereka untuk memohon kepada Yesus semangat untuk selalu setia pada-Nya. Pimpin mereka dalam doa.

Diambil dan disesuaikan dari:



Si Rendah Hati dan Si Sombong

Jenis Bahan PEPAK: Bahan Mengajar

Dengan menggunakan perumpamaan tentang si pemungut cukai dan orang Farisi, kegiatan ini akan menolong kita membedakan mana orang yang rendah hati dan tinggi hati atau sombong.

Bahan: Kertas kosong, pensil, dan spidol atau krayon.

Durasi: Kira-kira 20 menit.

Topik: Kesombongan, Pujian, Kerendahan Hati

Target umur: Anak-anak kelas 1 -- 6.

Persiapan: Tidak ada.

Yang akan Anda kerjakan selama pelajaran: Ajaklah anak-anak untuk menyimak Alkitab mereka ketika Anda membaca perumpamaan tentang si pemungut cukai dan orang Farisi dalam Lukas 18:10-14. Mintalah anak- anak untuk mengulang cerita itu kembali ketika mereka membuat satu gambar untuk menunjukkan perbedaan dua orang itu. Berikan waktu 10 menit untuk menyelesaikan gambar mereka. Lalu, mintalah masing-masing anak memberikan gambarnya kepada teman yang berada di sebelah kanannya. Selanjutnya mintalah mereka masing-masing menceritakan kepada murid-murid lain tentang apa yang mereka suka (hal baik) dari gambar yang mereka pegang.

Perumpamaan tentang Si Pemungut Cukai dan Orang Farisi

"Ada dua orang pergi ke Bait Allah untuk berdoa; yang seorang adalah Farisi dan yang lain pemungut cukai. Orang Farisi itu berdiri dan berdoa dalam hatinya begini: 'Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini. Aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku.' Tetapi pemungut cukai itu berdiri jauh-jauh, bahkan ia tidak berani menengadah ke langit, melainkan ia memukul diri dan berkata: 'Ya Allah, kasihanilah aku orang berdosa ini. Aku berkata kepadamu: Orang ini pulang ke rumahnya sebagai orang yang dibenarkan Allah dan orang lain itu tidak. Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan.'" (Lukas 18:10-14)

Pertanyaan tambahan:

Apakah kamu mendapati satu anak yang lebih mudah menggambar daripada anak yang lain, jika demikian anak yang mana dan mengapa?

Bagaimana perasaanmu ketika teman sekelasmu menceritakan apa yang mereka suka dari gambaranmu?

Apakah ada gambar yang kamu rasa tidak sebagus gambaranmu? Bagaimana perasaanmu karenanya?

Jika kamu harus memilih menjadi salah seorang yang ada di dalam gambar itu, yang mana yang akan kamu pilih? Mengapa kamu memilih orang itu?

Dari manakah kemampuan kita untuk bisa menggambar dengan baik berasal?

Saat kita menyombongkan apa yang kita punya, atau merendahkan seseorang yang kurang beruntung, kita mengatakan kepada Tuhan bahwa Dia tidak penting dan kita pikir kita bisa melakukan segala sesuatu dengan kekuatan kita. Ini benar-benar salah besar. Segala hal yang baik berasal dari Allah, kita sendiri tidak memiliki apa-apa. Oleh karena itu, kita harus hidup dengan rendah hati di hadapan Allah dan mengakui bahwa tanpa Dia, kita pasti tidak bisa berbuat apa-apa. Agar tidak menjadi sombong, kita harus mengakui dan bersyukur kepada-Nya untuk semua yang telah Ia berikan kepada kita. Saat kita melakukannya, Allah akan meninggikan kita dan ingatlah bahwa Allah mengetahui apa yang berada di dalam hati kita. (t/Setya)


Allah Memelihara Kita

Jenis Bahan PEPAK: Bahan Mengajar

Persiapan: Siapkan seikat bunga, seikat rumput kering, dan seekor burung (boleh yang sesungguhnya atau mainan).

Renungan: Suatu sore pada musim semi, Yesus duduk di lereng bukit dan mengajar orang banyak yang datang kepada-Nya. Pada waktu itu, Dia mengajarkan banyak perkara yang masih berlaku sampai saat ini. Mungkin salah satu kebenaran indah yang diajarkan oleh Tuhan Yesus pada waktu itu ialah bahwa Allah memelihara anak-anak-Nya.

Saya dapat membayangkan bahawa pada waktu itu Dia duduk di atas batu yang besar dan dikerumuni oleh orang banyak yang datang dari desa-desa sekitarnya. Mereka yang datang itu bukan orang-orang yang kaya. Mereka itu orang yang miskin, yang setiap hari bekerja keras untuk mendapatkan pakaian dan makanan yang secukupnya.

Waktu itu Tuhan Yesus memandang mereka dan berkata, "Janganlah khawatir akan hidupmu, akan apa yang hendak kamu makan. Pandanglah burung-burung di langit." (Perlihatkan burung itu.) "Mereka tidak menabur dan tidak menuai dan tidak mengumpulkan bekal dalam lumbung, namun diberi makan oleh Bapamu yang di surga." Tak ada seekor burung pun yang menabur atau menuai. Burung tidak memunyai lumbung atau gudang untuk menyimpan makanannya pada musim dingin. Burung yang kecil itu hanya percaya kepada Allah atas makanannya tiap hari. Tuhan Yesus berkata, "Bukankah kamu jauh melebihi burung-burung itu?"

Kemudian Tuhan Yesus berbicara tentang hal pakaian. Dia berkata, "Perhatikanlah bunga-bunga liar yang tumbuh di padang." (Perlihatkan bunga itu.) Saya pikir waktu itu Tuhan Yesus menunjuk ke padang yang penuh dengan bunga. "Bunga tidak bekerja dan tidak memintal, namun Aku berkata kepadamu: Salomo dalam segala kemegahannya pun tidak pernah berpakaian seindah bunga-bunga itu."

Tuhan Yesus masih belum selesai berkata-kata. "Benar, Allah mendandani rumput dan bunga di padang. Hari ini rumput dan bunga itu ada dan besok dibuang ke dalam api." Tuhan Yesus tahu persis bahwa orang-orang miskin itu mencari rumput kering dan mengikatnya menjadi berkas-berkas untuk digunakannya sebagai bahan bakar, karena tidak ada kayu. (Perlihatkanlah seikat rumput kering.) "Jadi, jika demikian Allah mendandani rumput dan bunga itu, tidakkah Ia akan terlebih lagi mendandani dan memelihara kamu?"

Kemudian hari, Tuhan Yesus mengatakan kepada mereka, "Burung pipit tidak berharga, namun seekor pun daripadanya tidak akan jatuh mati tanpa setahu Allah. Bahkan, rambut kepalamu pun terhitung semuanya." Allah tahu berapa banyak rambut di kepalamu.

Oleh sebab itu, janganlah kamu berpikir bahwa Allah tidak mengetahui keadaanmu. Dia tahu di mana kamu ada. Dia mengetahui perbuatan dan pikiranmu. Dia tahu apa yang kamu butuhkan sebelum kamu memintanya. Dia memelihara kalian.




http://www.asiakita.com/joko.k
joko kristianto
http://www.asiakita.com/joko.k

Bahan Mengajar Sekolah Minggu

Langkah-Langkah Menyusun Rancangan Pembelajaran Dengan Menggunakan Multiple Intelegence (MI)

Jenis Bahan PEPAK: Artikel

Tema : Nabi Nuh

Tujuan pembelajaran yang hendak dicapai:

  • Anak mengetahui peristiwa air bah.
  • Anak mengetahui bahwa Tuhan memelihara Nabi Nuh dan orang-orang yang percaya kepada-Nya.

Cakupan materi yang hendak diajarkan dalam 1 bulan (4 kali pertemuan).

  1. Anak mengetahui bahwa di dalam Alkitab terdapat cerita tentang seseorang yang bernama Nuh.

  2. Anak mengetahui bahwa Nabi Nuh dan keluarganya percaya kepada Tuhan.

  3. Anak mengetahui bahwa Tuhan menyuruh Nabi Nuh membuat kapal yang besar.

  4. Anak mengetahui bahwa di dalam kapal (bahtera) Nuh terdapat 8 orang dan banyak binatang yang dipelihara Tuhan yang selamat dari hujan dan banjir yang besar.

  5. Anak mengetahui bahwa Tuhan yang menciptakan pelangi.

Ide-Ide Aktivitas untuk 8 Kotak "Jenis Kecerdasan"

Tujuan

  1. Linguistik
    • Perpustakaan Nabi Nuh.
    • Guru bercerita.
  2. Logis Matematis
    • Menghitung jumlah keluarga Nabi Nuh.
    • Puzzle binatang dan Nabi Nuh.
  3. Visual Spasial
    • Mewarnai gambar binatang, bahtera.
    • Peraga gambar Nabi Nuh dan keluarganya.
    • Membuat bahtera dari balok kayu atau hawkblocks.
  4. Naturalis
    • Bermain kapal-kapalan di kolam air.
    • Eksperimen pelangi.
  5. Musikal
    • Menyanyikan lagu Nabi Nuh.
    • Menyanyikan lagu Pelangi-Pelangi
  6. Intrapribadi
    • Bermain dengan kostum Nabi Nuh.
    • Bermain dengan kostum binatang.
  7. Antarpribadi
    • Bersama-sama (dan bergantian) memasukkan binatang ke dalam bahtera Nuh.
    • Bermain drama.
  8. Kinestetik
    • Mengecat awan hujan dan menaburinya dengan garam.
    • Bermain alat pertukangan membuat kapal.

Ide-Ide Aktivitas yang Paling Sesuai dan Dapat Dilaksanakan.

Tujuan

  1. Area 1: Linguistik (perpustakaan mini)

  2. Area 2: Logis, Spasial (Puzzle, lego, balok, hawkblocks)

  3. Area 3: Intra + Antarpribadi (binatang plastik, bahtera, kostum binatang atau Nabi Nuh dan keluarganya, wayang anggota keluarga Nuh)

  4. Area 4: Visual, Kinestetik (Finger paiting, cat, stiker, peralatan pertukangan, lacing, dan pancing magnet)

Susunan Rancangan Pembelajaran dalam 1 Bulan (4 Minggu).

  1. Bermain Bebas (15 menit)

    1. Minggu 1: Perpustakaan mini, balok, kapal
    2. Minggu 2: Perpustakaan mini, hawkblocks, binatang
    3. Minggu 3: Perpustakaan mini, kapal, peralayan pertukangan
    4. Minggu 4: Perpustakaan mini, binatang, lego
  2. Lagu Pembukaan dan Doa Pembukaan (5 menit)

    1. Lagu Pembukaan Good Morning 3x to you and you. Good morning 3x to you (lalu sebutkan satu per satu nama anak).

    2. Doa Pembukaan Lagu pengantar doa: Satu lipat tangan, Dua tutup mata, Tiga tunduk kepala, Lalu aku berdoa. Doa: Selamat pagi Tuhan Yesus, terima kasih saya boleh datang ke Sekolah Minggu. Tuhan sertai saya supaya dapat memuji nama-Mu dan mendengarkan firman-Mu. Amin

  3. Lagu Pujian (5 menit)

    1. Anak monyet di atas pohon, anak cacing di dalam tanah, anak burung di dalam sangkar, anak Tuhan di dalam gereja.

    2. Kambing embek-embek, kucing meong-meong, katak teot teblung- teot teblung, tetapi anak Tuhan selalu bergembira pujilah haleluya.

    3. Belalai gajah yang panjang, sayap burung dara, ikan yang pandai berenang, Tuhan penciptanya.

    4. Kingkong badannya besar, tapi aneh kakinya pendek. Lebih aneh aneh binatang bebek lehernya panjang kakinya pendek. Haleluya Tuhan Mahakuasa (2x).

    5. Dan sebagainya.

  4. Firman Tuhan (5 menit)

    Untuk ide-ide bentuk penyampaian firman Tuhan sesuai level usia anak.

    1. Minggu 1: Panggung boneka, menggunakan wayang Nabi Nuh dan keluarganya untuk mengenalkan keluarga Nuh.

    2. Minggu 2: Bermain "Sst...dengar!" Tebak-tebakan suara binatang saat binatang diajak masuk bahtera.

    3. Minggu 3: Painting -- mengecat awan hujan raksasa, menjelaskan hujan lebat dan banjir.

    4. Minggu 4: Bermain "Ayo Cari Pasangannya" saat para binatang keluar dari bahtera.

  5. Pusat Aktivitas dan Aktivitas Per Area (20 Menit)

    1. Pusat Aktivitas (berbeda setiap minggu)
      • Minggu 1: Mengecat bahtera
      • Minggu 2: Finger painting binatang
      • Minggu 3: Membuat awan hujan
      • Minggu 4: Mengecat pelangi
    2. Aktivitas Per Area (aktivitas ini selalu ada dan sama setiap minggu selama 1 bulan)

      • Area 1: Perpustakaan Mini (linguistik)
      • Area 2: Puzzle, balok, hawkblocks, lego (logis dan spasial)
      • Area 3: Binatang, bahtera, wayang Nuh (inter dan antarpribadi)
      • Area 4: Mewarna, finger painting, menempel stiker, lacing hewan, pancing magnet (visual, kinestetik)
  6. Bereskan mainan (dilakukan oleh anak-anak dan dibantu orang tua, pengasuh) dan Persembahan (5 menit)

    1. Bereskan mainan
      • Area 1: Perpustakaan mini (linguistik)
      • Area 2: Puzzle, balok, hawkblock, lego (logis dan spasial)
      • Area 3: Binatang, bahtera, wayang Nuh (antar dan intrapribadi)
      • Area 4: Mewarna, finger painting, menempel stiker, lacing hewan, pancing magnet (visual, kinestetik)
    2. Persembahan

      Lagu: Aku bawa aku b'rikan persembahanku, pada Yesus pada Tuhan Juru S'lamatku.

  7. Lagu Tema, Doa Penutup, dan Lagu Penutup (5 menit)

    1. Lagu Tema

      Nabi Nuh dan istrinya, 3 orang anaknya, 3 orang menantunya, masuk dalam bahtera. Hujan lebat turunlah 3x, 8 orang selamat.

    2. Doa Penutup

      Lagu sebelum doa: Tanganku ada dua, lima lima jarinya, kulipat semuanya lalu aku berdoa. Doa: Tuhan Yesus, terima kasih untuk pagi ini, saya belajar tentang Tuhan yang memelihara keluarga Bapak Nuh. Saya berdoa untuk papa dan mama, kakak dan adik, mbak dan suster, Tuhan berkati. Amin.

    3. Lagu Penutup

      S'lesailah S'kolah Minggu mari kita pulang. Bye 2x, Tuhan lindungimu.

Praktikkan!

Yang perlu diperhatikan saat memilih cerita alkitab untuk kelas bayi

  1. Pintu masuk pembelajaran adalah dari hal yang sudah diketahui anak menuju pada hal yang baru. Jadi, berangkatlah dari dunia anak menuju informasi baru yang hendak Anda sampaikan. Misalnya: Bermain kapal untuk menjelaskan bahtera Nuh, bermain boneka domba dan playhouse kandang untuk menjelaskan tentang di mana Bayi Yesus dilahirkan, menempel stiker bunga, kupu, serta membuat taman untuk mengajarkan tentang Yesus berdoa di Taman Getsemani, dan sebagainya.

  2. Fokus utama bukan pada pengetahuan atau detail informasi dari kisah Alkitab, melainkan pada kecintaan anak untuk belajar firman Tuhan. Jadi, informasi diberikan secukupnya saja, tetapi guru lebih menekankan asyiknya atau serunya belajar firman Tuhan. Lalu dorong anak dan orang tua untuk menyediakan waktu membaca firman Tuhan di rumah.



http://www.asiakita.com/joko.k
joko kristianto
http://www.asiakita.com/joko.k

Andaikan Yesus jadi Gubernur

PEMAIN
  1. Seseorang (Penjual Salib)
  2. Pria
  3. Pemuda
  4. Manajer
  5. Si Kaya
NASKAH

Panggung dalam keadaan kosong, tanpa dekor apa pun. Terdengar suara hiruk-pikuk seperti di jalan ramai.

Seorang lelaki setengah baya muncul dari kanan panggung sambil membawa sebuah tas perjalanan dan beberapa buah salib dengan berbagai ukuran, besar sekali, besar, sedang, dan kecil.

Seseorang:

"Aaaah ... lelah sekali rasanya, setelah menempuh perjalanan yang jauh. Saudara-saudara, bolehkah saya numpang beristirahat sejenak di sini? Saya berasal dari negeri yang jauh, sepanjang perjalanan, saya telah menawarkan salib. Banyak orang telah mengambilnya, dari ukuran yang besar sampai yang kecil dengan berbagai alasan. Tentu saja yang kecil yang paling laris, saya tidak tahu mengapa begitu. Dan anehnya, yang paling besar ini, sampai sekarang belum ada peminatnya. Barangkali di antara Saudara ada yang berminat? Ayo, salib, salib. Siapa yang mau, silakan datang dan pilih sendiri. Ayo, tidak usah bayar alias gratis!

Nah, itu ada seseorang sedang menuju ke mari, coba saya tawarkan dia. Selamat pagi, Pak. Maukah Bapak mampir sejenak untuk memilih sebuah salib?"

Pria:

"Maaf. Saya sedang terburu-buru, saya tidak mempunyai cukup waktu untuk urusan seperti ini, lain kali saja. Ngemis kok di sembarang tempat, huh!" [Sambil beranjak pergi.]

Seseorang:

"Sungguh kasihan. Ia tidak tahu, betapa pentingnya salib bagi hidupnya. Apakah tidak ada seseorang yang pernah memberitahukannya?"

Pemuda:

"Permisi! Bolehkah saya meminta sebuah salib, Pak?"

Seseorang:

"Oh, tentu saja, tentu saja boleh!"

[Kepada Penonton] "Ini baru kejutan! Belum ditawari, sudah meminta!"

"Ayo, silakan Dik, pilih mana yang kau suka! Gratis, lho ..."

Pemuda:

"Gratis?"

[Seseorang menganggukkan kepalanya, Pemuda memilih-milih salib, lalu mengambil salib terbesar kedua.]

"Ah, kukira yang ini cocok untukku!"

Seseorang:

"Mengapa begitu?"

Pemuda:

"Pertama-tama, tentu saja karena gratis, maka kupilih yang cukup besar. Kedua, aku masih muda, masih mampu memikul salib yang besar. Lagipula, sangat membanggakan rasanya, di mana-mana orang dapat melihat salib yang kubawa. Yah, aku pilih yang ini saja!"

Seseorang:

"Tunggu dulu! Kalau begitu, mengapa tidak kaupilih yang paling besar saja?"

Pemuda:

"Waaah .... Kalau yang itu terlalu berat untukku. Lagipula, kayunya kasar dan tampak buruk lagi! Ah, sudahlah, aku pilih yang ini saja. Boleh kan?"

Seseorang:

"Oh, boleh, boleh ... Sangaaat ... boleh! Silakan kau ambil yang itu saja!"

Pemuda:

"Terima kasih!" [Berlalu sambil membawa salibnya.]

Seseorang:

"Haaaahh ..." [Menarik napas panjang.] "Di mana-mana anak muda selalu sama, semangat tinggi, ingin selalu menonjol, tapi ... takut, kalau diberi tanggung jawab yang lebih besar. Haaaaahhh ..."

Manajer:

[Masuk dari kiri panggung, berdasi, membawa tas kantor, seorang eksekutif muda] "Lho, kok pagi-pagi sudah mengeluh panjang pendek, ada apa ini?"

Seseorang:

"Oh, tidak, tidak, saya sedang latihan ilmu pernapasan! Apakah Saudara juga berminat dengan salib-salib ini?"

Manajer:

"Salib? Wah, kebetulan sekali. Saya memang sedang mencari-cari salib yang cocok untuk saya."

Seseorang:

"Maksud Saudara?"

Manajer:

"Begini! Sebagai seseorang yang sedang memperoleh karir yang baik, saya membutuhkan sebuah salib yang cocok yang dapat mewakili keberadaan saya."

Seseorang:

[Menunjuk pada salib yang paling besar.] "Kalau begitu, salib yang besar itu pasti cocok untuk menjadi simbol kehebatan Saudara! Bukankah begitu?"

Manajer:

"Oh, bukan, bukan itu maksud saya!"

Seseorang:

"Lalu, bagaimana maksud Saudara yang sebenarnya? Coba katakan!"

Manajer:

"Bukan maksud saya untuk memilih sebuah salib besar yang dapat melambangkan kehebatan saya! Bukan, sama sekali, bukan!"

Seseorang:

"Lantas, bagaimana?"

Manajer:

"Justru, sebaliknya. Saya menginginkan sebuah salib yang fleksibel. Yang mudah diajak menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi saya. Jadi, sebuah salib yang sedang besarnya dan cantik penampilannya."

Seseorang:

"Yang sedang besarnya, banyak, yang cantik penampilannya, banyak, yang bisa dua-duanya yah cuma ini!" [Menunjuk salib yang sedang.]

Manajer:

[Mengambil dengan antusias.] "Ini yang gue cari ...!"

Seseorang:

"Huss! Seperti iklan saja!"

Manajer:

"Oh iya, lupa! Oke, saya ambil salib yang ini saja! Cantik penampilannya, besarnya pun sedang. Mudah terlihat pada saat diperlukan, sesuai dengan jabatan dan kedudukan saya, mudah pula disembunyikan bilamana membahayakan karir saya. [Membuka tas dan memasukkan salib.]

Seseorang:

"Oooh ... begitu ...." [Mengangguk-anggukkan kepala] "Pintar sekali Saudara ini!"

Manajer:

"Yaah ... bukankah Tuhan mengatakan bahwa kita harus cerdik seperti ular, ya itulah yang kulakukan!"

Seseorang:

"Oooh ...." [Sambil terus mengangguk-anggukkan kepala.]

Manager:

"Oke, terima kasih, Pak untuk salibnya ini. Permisi."

Seseorang:

[Seperti tersentak dari lamunan.] "O, ya ... ya ... ya ... silakan, silakan."

[Manajer berlalu.]

Seseorang:

[Menggumam sendiri.] "Cerdik ... se ... per ... ti ... u ... lar, cerdik seperti ular, cerdik sep ... [Membuka-buka kitab yang dibawanya.] Ah, ini dia ... cerdik seperti ular dan tulus seperti merpati. Hei, hei, hei ...! Merpatinya ma ... na ...!"

Si Kaya:

[Berdasi, memakai setelan jas, dan segala atribut yang menunjukkan kekayaannya, masuk langsung menghampiri Seseorang.] "Saya dengar Saudara mempunyai koleksi berbagai macam salib."

Seseorang:

"Betul, Pak ... betul!" [Dengan sikap hormat.]

Si Kaya:

"Tolong carikan sebuah yang pas untuk saya. Berapa pun akan saya bayar." [Mengeluarkan seikat uang kertas.]

Seseorang:

"Tidak, tidak perlu! Bapak tidak perlu membayar sepeser pun. Salib ini diberikan dengan cuma-cuma, asal saja Bapak mau memilikinya!"

Si Kaya:

"Kalau begitu, ambil saja uang itu untukmu. Terserah mau kamu apakan!"

Seseorang:

"Terima kasih, Pak, terima kasih. Bapak seorang yang sangat dermawan. Nanti uangnya akan saya berikan kepada mereka yang membutuhkannya. Sekali lagi terima kasih, Pak!"

Si Kaya:

"Tidak apa-apa. Ayo, mana salibnya?"

Seseorang:

"Saya kira ... [Memandang sejenak ke Si Kaya, lalu ke arah salib, beberapa kali.] Ah, yang ini ... [Mengambil salib paling besar.] Sangat cocok untuk Bapak!"

Si Kaya:

"Apa?! [Terkejut.] Sebesar dan seburuk itu? Tidak, tidak, jangan paksa aku untuk memikul salib sebesar dan seburuk itu! Aku tidak akan sanggup!"

Seseorang:

"Silakan bapak pilih sendiri, salib yang bapak suka."

Si Kaya:

[Melihat-lihat dan menimbang-nimbang salib yang ada.] "Nah, yang ini saja!" [Mengambil salib yang paling kecil dengan gembira.]

Seseorang:

"Sekecil itu?"

Si Kaya:

"Yah, aku kira yang ini paling cocok untukku, kecil dan praktis. Untuk seorang businessman seperti aku yang selalu sibuk, tidak akan cukup waktuku jika harus memilih salib yang besar-besar."

Seseorang:

"O,ya? Begitukah?"

Si Kaya:

"Ya, salib yang besar kan cocoknya untuk mereka yang masih muda dan punya banyak waktu. Kalau bagiku, hanya bikin repot saja. Enak yang seperti ini (Memperlihatkan salib yang kecil) "Cilik yo ...!" Ah, maaf saya tidak punya lebih banyak waktu lagi, saya harus segera berangkat ke luar negeri. Sampai jumpa. [Keluar.]

Seseorang:

"Benarkan Saudara-saudara. Seperti yang saya katakan pada awal saya baru tiba tadi. Ternyata di sini pun tidak ada yang berminat dengan salib yang besar dan buruk itu. Lalu ke mana lagi saya harus menawarkannya? Saya sudah lelah, terus memikulnya kian kemari. Haruskah saya terus memikulnya sendirian? Atau begini saja, salib ini saya titipkan saja di sini, barangkali saja suatu hari nanti ada yang berminat. Atau, barangkali di antara saudara-saudara ada yang ingin memikulnya? Maaf, saya harus berangkat lagi. Terima kasih, telah memperbolehkan saya beristirahat sejenak di sini. Permisi! Sampai jumpa! Seseorang berjalan keluar diiringi musik yang meriah. Disusul suara hiruk-pikuk seperti di jalan raya. Selesai!"

  • Salib Kristus adalah sebuah beban, sama seperti jangkar pada perahu atau sepasang sayap pada burung. - Samuel Rutherford -
  • Tidak ada penerima mahkota di sorga yang bukan seorang pemikul salib di dunia. - Charles Haddon Spurgeon -
  • Pelayanan tanpa pengorbanan tidak akan menghasilkan apa-apa. - John Henry Jowett -
Sumber:
http://www.yungdarius.com/, Yung Darius, http://www.yungdarius.com/.

makna natal

Kembali bulan ini, sekali lagi kita akan merayakan Natal. Apakah Anda telah jenuh merayakannya? Saya percaya masih belum, bukan? Akankah kita menemukan makna Natal yang sebenarnya dalam perayaan kali ini? Bagaimana agar kita dapat merayakan Natal dengan lebih bermakna? Pertanyaan-pertanyaan tersebut perlu kita jawab dengan tegas, karena saat ini makna Natal sudah sangat dikaburkan oleh sekularisme. Natal tidak lagi menjadi milik umat Kristen semata- mata, Natal telah menjadi milik dunia! Oleh karena itu, kita perlu menemukan makna Natal yang sebenarnya, bagaikan menemukan kembali bayi Yesus di tengah tumpukan 1001 macam hadiah Natal!

Setelah hampir 2000 tahun, maka kesyahduan malam Natal telah diganti dengan hiruk pikuknya "Christmas Sale" dan pesta pora sambil bermabuk-mabukan, hingga mengakibatkan tidak sedikit korban "drunk- driver". Lagu "Silent Night, Holy Night" telah dicampur dengan "Jingle Bells" dan "White Christmas"-nya Bing Crosby. Kandang sederhana di Betlehem telah dicampur dengan "Christmas Holiday Show" di hotel-hotel mewah Las Vegas serta "Caribbean Holiday Cruise". Para gembala serta malaikat telah dicampur dengan "Power Ranger" serta berbagai mainan plastik dan battery lainnya. Yusuf dan Maria telah dicampur dengan Santa Claus berikut sekarung kadonya untuk anak-anak yang "baik". Hingga mereka tidak tahu lagi apakah yang punya Natal itu si kakek gendut berjanggut dan berbaju merah atau Kristus Sang Penebus umat manusia dan dunia yang berdosa ini!

Di manakah kita dapat menemukan makna Natal yang sebenarnya? Jelas bukan di mall-mall, di tempat-tempat pesta, atau di tempat-tempat liburan lainnya. Kita dapat menemukan makna Natal yang sebenarnya hanya dengan meneliti sumber berita Natal itu sendiri, yaitu Firman Allah. Dalam Injil Lukas 2:11, para malaikat memberitakan: "Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu Kristus, Tuhan, di kota Daud." Jadi jelas sekali Natal adalah hari kelahiran Juruselamat, bukan Santa Claus!

Oleh karena itu, dengan cara apa pun atau bagaimanapun kita merayakan Natal apabila Kristus belum menjadi Juruselamat kita, maka Natal itu tidak bermakna sama sekali. Sebaliknya, apabila Kristus telah benar-benar menjadi Juruselamat kita, meskipun dengan sangat sederhana kita merayakan Natal, maka Natal itu sungguh-sungguh bermakna. Natal akan lebih bermakna lagi apabila semua dana, daya, akal, dan usaha yang kita miliki dapat kita salurkan untuk mengabarkan berita Natal yang sejati kepada orang-orang yang belum memahami makna Natal yang sebenarnya.

Semoga dalam merayakan Natal kali ini, Anda akan sungguh-sungguh menikmati makna Natal yang sebenarnya. Amin.

Sumber:
Gereja Kristen Indonesia -- Newsletter, Pdt. Bob Jokiman, , halaman 1, GKI Monrovia, USA, 1984.


http://www.asiakita.com/joko.k
joko kristianto
http://www.asiakita.com/joko.k

Raja Bijaksana


NASKAH DRAMA NATAL

NASKAH DRAMA
NATAL
oleh: Diah Pawitri


SINOPSIS

Tokoh : Raja Sifat bijaksana

Permaisuri Cerdas dan penuh perhatian

Mbok Rondo Sengsara tetapi selalu penuh pengharapan.

Anak-anak Percaya kepada Ibunya

Wanita 1 Jujur

Wanita 2 Licik

Pengajaran : Seorang Ibu akan selalu mengasihi anaknya, bagaimanapun keadaannya. Tuhan juga tidak pernah meninggalkan umatnya.

Mengajarkan sifat bijaksana, adil dan penuh kasih.

Seting Panggung:

1. Suasana istana

2. Rumah mbok rondo

3. Pertengkaran di Jalan.

Ayat pengajaran: Kasihilah ayah dan ibumu.

Hai orang tua, kasihilah anak-anakmu.

NASKAH DRAMA

Pencerita:

Di sebuah negeri yang jauh, ada seorang raja yang adil dan bijaksana. Raja itu bernama Sulaeman. Raja selalu memantau kehidupan rakyatnya.

(Pemeran Raja dan permaisuri sedang duduk di singgasana menyaksikan tarian anak-anak, musik
padang pasir
)

Raja: (berbicara pada permaisuri) Adinda, hari ini aku mendapat laporan bahwa rakyat kita sudah semakin makmur, tidak ada lagi kelaparan.

Ratu: Puji Tuhan, bersyukur sekali kita diberkati negeri yang aman dan damai. Tetapi kakanda, apakah tidak lebih baik kalau kanda melihat langsung keadaan rakyat kita?

Raja: (antusias) saran yang bagus sekali! Wah, aku akan menyamar untuk mengetahui keadaan rakyatku. malam ini juga, aku akan pergi ke desa yang paling jauh di kerajaan kita. (raja dan ratu bersiap-siap, musik ceria)

Pencerita: Pergilah raja ke sebuah desa yang bernama dadapan. Ia berjalan jauh sekali.sampai di ujung desa, ia mendengar suara anak-anak menangis dari sebuah rumah, raja bergegas pergi ke rumah itu. (raja mengintip ke dalam rumah)

Rumah itu adalah milik Mbok Rondo dadapan, seorang janda dengan empat orang anak. Mbok Rondo sedang memasak sesuatu di dalam kuali dan anak-anaknya duduk mengitari kuali itu dengan tatapan yang sangat lapar.

Anak 1 SiMbok, apakah sudah matang? Perutku lapar sekali.

Mbok Sabar ya, Le. Sabar, Nak. Sebentar lagi sudah akan matang.

Anak2 Sepertinya aku sudah tidur dua kali, kenapa belum matang juga?

Mbok: Iya, ubi kali ini mungkinubi tua, jadi tidak empuk-empuk dimasak. Sekarang begini ya, bagaimana kalau kalian cicipi kuahnya dulu.

Anak-anak: iya, Mbok. Yang banyak ya kuahnya. (Mbok Rondo membagi-bagikan kuah ke dalam mangkuk sambilmenangis.)

Anak3 Kenapa Si Mbok menangis?Kami sabar kok menunggu masakannya matang.

Mbok: Iya, iya.minumlah dulu kuahnya, setelah itu kalian pergi tidur, nanti bangun tidur, pasti ubi ini sudah matang.

(Anak-anakterlihat mulai minum kuah di dalam mangkuk, kemudian mereka berbaring di atas tikar. Mbok Rondo dadapan mengelus-elus kepala anaknya sambil menangis)

mbok: ya Tuhan, tolonglah kami, berilah anak-anak ini makan hari ini.

Anak4 Apakah aku sudah boleh bangun, mbok?

Mbok Kenapa tidak boleh nak?

Anak4 Kalau aku bangun, ubinya
kan harus sudah matang. (mbok tersenyum)

Mbok Coba kita lihat ya! (Si mbok mengetuk-ngetukkan sendok sayur ke dalam pancinya.) Belum matang le, masih keras. Tidurlah sebentar lagi.

Pencerita: Raja mendengarkan percakapan anak-beranak itu dari balik jendela. Dia sangat bingung. Ubi apakah yang dimasak begitu lama. Akhirnya Sang Raja tidak sabar untuk mengetahui masakan mbok rondo.

Raja (Mengetuk pintu) Permisi! Salam!

Mbok Siapa itu ya!? Tunggu sebentar. (mbok rondo berjalan membukakan pintu).

Raja Maaf ibu, saya seorang pengelana. Saya sedang berjalan melewati desa ini dan mencium bau masakan ibu yang enak. Bolehkah saya ikut mencicipinya?

Mbok (Menangis) Huu…. Hu…. Anak yang baik. (Sambil terisak). Maafkan saya tidak bisa mengundangmu makan. Karena kami tidak punya apapun untuk dimakan.

Raja Benarkah? Kenapa ibu menjerang panci di atas api? Dan saya mencium bau yang enak dari panci itu.

Mbok Nak, sebenarnya yang ibu masak di panci itu adalah empat buah batu, Ibu hanya ingin, menghibur hati anak-anak bahwa akan ada makanan yang mereka tunggu setelah bangun dari tidur.

Raja (Terharu dan memegang tangan mbok Rondo) Ibu, hati ibu baik. Karena itu, maukah ibu menolong saya memasakkan makanan? Ini ada sedikit uang dan ibu bisa membeli beras serta lauk pauk untuk anak-anak itu.

Mbok Jangan nak, apa yang telah saya lakukan untukmu, sehingga engkau memberi uang?

Raja Terimalah uang ini Ibu, saya telah mendapatkan sebuah pelajaran. Bahwa kasih ibu tidak ada duanya. Pakailah uang itu berbelanja, sebelum anak-anak bangun. Tuhan telah mendengar doa ibu.

Pencerita Adik-adik, mbok Rondo sangat bahagia bisa membelikan makanan untuk anak-anaknya. Rajapun mendapatkan pelajaran, ketulusan hati mbok Rondo dalam doa dan pengharapan, bahwa Tuhan akan menolong keluarganya. Kemudian Raja melanjutkan perjalanannya.

Suatu hari, raja melihat pertengkaran antar dua orang wanita yang memperebutkan seorang bayi. Apa yang terjadi?

Wanita1 Ini anakku! Lihat, ada tahi lalat di bibirnya.

Wanita 2 Bukan, bayi yang mati itu (Sambil menunjuk keranjang, berisi mayat bayi dalam lampin). Itu anakmu!

Wanita 1 Tidak! Dia anakmu, ini anakku.

Raja Adakah yang bisa dibantu, saudara-saudaraku?

Wanita 1 Dia mengakui bayi yang hidup ini adalah anaknya, padahal anak dia sudah mati.

Wanita 2 Dia bohong! Bayiku yang hidup.

Raja Saudara-saudaraku aku tidak tahu mana yang benar di antara kalian, aku juga tidak membela satu dari antara kalian. (Raja mengambil pedang dari balik bajunya, meminta bayi dan mengangkat pedangnya)

Aku akan membagi dua, dan kalian mendapat masing-masing sepotong.

Wanita 2 Ya, itu sangat adil!

Wanita 1 Jangan lakukan itu. Biarlah bayi ini menjadi anaknya, asal dia tidak dibunuh.

Raja (Menyarungkan pedangnya dan memberikan bayi kepada wanita 1) Ibu ini anakmu, jagalah dia baik-baik.

Wanita 2 Bagaimana engkau ini!? Kenapa kau berikan bayi itu kepadanya.

Raja Seorang ibu tidak akan tega melihat anaknya disakiti. Kau pembohong. Aku tidak melaporkan kepada Raja, asalkan kau tidak mengulangi perbuatanmu dan kuburkan bayimu baik-baik.

Wanita 1 Bapak yang baik, kenapa kau melakukan ini kepada kami?

Raja Ibu, Tuhan mengajarkan kepada kita untuk berbuat jujur, mengasihi dan bijaksana.

Wanita 1 Siapakah Tuhanmu? Apakah dia seorang raja?

Raja Ya Tuhanku adalah seorang Raja Damai, yaitu Yesus Kristus, yang dilahirkan di kota
Bethlehem.

Wanita 1 Aku pernah mendengarnya. Ceritakan lagi tentang Bayi yang lahir di
Bethlehem itu.

(Dilanjutkan dengan cerita
Natal oleh Guru Sekolah Minggu diselingi dengan menyanyikan bersama lagu-lagu natal!
)


http://www.asiakita.com/joko.k
joko kristianto
http://www.asiakita.com/joko.k